Kamis, 28 Oktober 2010

Dahsyatnya Suhu dan Kecepatan Wedhus Gembel

Sumber Foto


VIVAnews - Dahsyatnya abu vulkanik Merapi telah meluluhlantakkan Desa Desa Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Letaknya yang hanya 4 kilometer dari kawah Merapi membuat Kinahrejo menjadi wilayah yang dilalui awan panas 'wedhus gembel.'

Denyut desa itu pun langsung berhenti setelah Merapi 'batuk' pada Selasa petang. Dalam sekejap rumah, pohon, dan semua makhluk hidup di sekitarnya hangus. Keperkasaan Merapi membuat semuanya berubah.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat, setidaknya awan panas yang menyerupai bulu domba itu, saat keluar mulut gunung suhunya sekitar 1.000 - 1.100 derajat Celcius. Ketika menerjang pemukiman, suhunya sudah berubah menjadi 500-600 derajat. Bayangkan saja, suhu 'wedhus gembel' ini saat menyengat desa Kinahrejo masih enam kali panasnya air mendidih.

Sumber Foto

Tidak hanya itu, kecepatan gerak awan panas mencapai 200 kilometer per jam. Pergerakan super cepat ini tentu menyulitkan bagi makhluk hidup di sana untuk bisa menghindar.

Secara umum kandungan 'wedhus gembel' yang nama ilmiahnya pyroclastic density flow, adalah zat padat yang berbentuk debu vulkanik dengan ukuran mulai ash (lebih kecil dari 2 mm) sampai lapili (2-64 mm). Dalam fase gas, awan ini mengandung karbon dioksida, sulfur, chlor, dan uap air yang bercampur dengan udara.



Pada Gunung Merapi, awan panas terbentuk oleh mekanisme guguran lava baru yang sering disebut nuee ardante d' avalance. Awan panas jenis ini akan mengalir melalui zona lembah sungai, mengikuti arah aliran lava di dasar lembah.

Sumber Foto

Pakar vulkanologi John Seach menyebutkan, Merapi merupakan salah satu gunung yang paling aktif dan berbahaya di dunia. Merapi memiliki kubah lava dan selalu meletus dalam jangka satu sampai lima tahun. Tak heran bila gunung ini menjadi gunung teraktif di Indonesia.

Sumber Foto

John Seach, dalam volcanolive.com, mengatakan Merapi menghasilkan awan panas lebih banyak dari gunung mana pun di dunia. Pakar gunung berapi ini setidaknya telah meneliti 180 gunung di seluruh dunia.

Seach juga mengungkapkan bahwa gerakan awan panas Merapi mencapai 7 - 13 kilometer dari puncak. Sehingga warga yang berada pada radius tersebut harus segera menjauhi puncak saat aktivitas Merapi meningkat. (hs)

VIVAnews