Senin, 27 Januari 2014

Inilah Alasan Orang Singapura dilarang Makan Permen Karet


Seorang turis asal Singapura sedang menikmati liburan di Malaysia. Dia sedang menikmati makan paginya di Coffee House hotel di tempat ia menginap. Seorang Malaysia yang sedang memakan permen karet duduk di sebelahnya dan mulai mengajak berbicara secara santai.

Orang Malaysia: “Kalian orang -orang Singapura memakan keseluruhan roti ya..?”
Turis Singapura: “Tentu saja”
Orang Malaysia: “Kami tidak. Di Malaysia kami hanya memakan bagian dalamnya saja. Sedangkan bagian kulit luar roti yang kering kami kumpulkan lalu kami masukkan ke dalam kontainer, diolah, lalu kami produksi menjadi roti croissants dan kami jual ke Singapura.”

Si orang Malaysia lalu tersenyum puas saat melihat si turis asal Singapura terdiam tanpa bisa berbicara apa-apa.

Orang Malaysia: “Apakah kamu memakan selai dengan roti?”
Turis Singapura: “Tentu saja”
Orang Malaysia (sambil tertawa kecil): “Kami tidak. Di Malaysia kami makan buah segar pada saat makan pagi. Kami kupas kulitnya, keluarkan bijinya dan kami kumpulkan di kontainer, diolah, lalu kami produksi menjadi selai. Setelah itu kami ekspor ke Singapura.”

Turis dari Singapura pun akhirnya merasa tidak tahan dan tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan orang Malaysia yang nadanya menjatuhkan orang-orang Singapura. Kali ini, si turis Singapura balas bertanya.

Turis Singapura: “Apakah kalian, orang-orang Malaysia suka makan permen karet?”
Orang Malaysia: “Yup, Anda benar. Kami suka makan permen karet.”
Turis Singapura: “Apakah kalian, orang-orang Malaysia melakukan hubungan sex?”
Orang Malaysia: “Kenapa ? Tentu saja kami melakukan hubungan sex.”
Turis Singapura: “Apakah kalian menggunakan kondom ?”
Orang Malaysia: “Tentu saja !! Kami menggunakan kondom.”
Turis Singapura: “Lalu, apa yang kalian lakukan dengan kondom yang telah digunakan?”
Orang Malaysia: “Kami buang, tentu saja.”
Turis Singapura: “Kami tidak. Di Singapura, pemerintah secara diam – diam memasukkan kondom-kondom tersebut ke dalam kontainer, kami lebur, lalu kami olah menjadi permen karet dan kami ekspor dan jual ke Malaysia. Itulah alasan yang sebenarnya kenapa kami orang Singapura dilarang makan permen karet sembarangan.”