Kamis, 08 Juni 2017

Balas Dendam Saat Berbuka Puasa, Picu Bertambahnya Berat Badan

Balas Dendam Saat Berbuka Puasa - Tak sedikit dari kita yang curhat saat bulan puasa usai berat badannya malah bertambah. Padahal, selama satu bulan penuh itu, setidaknya kita berpuasa selama 14 jam setiap harinya. Mungkinkah hal itu terjadi?

Hal itu mungkin saja terjadi jika kita menerapkan pola “balas dendam” pada saat berbuka atau sahur. Bagi kita yang kurus tentu hal ini tidak jadi masalah walaupun sebenarnya hal itu sangat bermasalah juga untuk kesehatan. Khususnya bagi kita yang memang berniat untuk diet atau ingin mengurangi berat badan tentu saja hal ini menjadi momok tersendiri yang mesti dicarikan solusinya.

 Pola makan “balas dendam” itu sendiri merupakan pola makan yang tidak terkontrol, terutama disaat waktu berbuka puasa. Sejatinya, kita tak bisa menahan godaan makanan lezat yang memang sangat banyak variannya dan sangat mudah ditemukan. Terutama untuk beberapa kuliner yang memang hanya akan ada ketika di bulan puasa ini.

Pola makan “balas dendam” inilah yang menjadi salah satu faktor bagi gagalnya niat diet kita. Alasan yang cukup klise dari terjadinya “balas dendam” di meja makan Anda adalah untuk menawar rasa lapar dan terkurasnya energi sewaktu siang hari.


Tentu saja, secara teori kesehatan alasan ini tidak dapat diterima sepenuhnya. Banyak ahli yang mengatakan bahwa tidak terkontrolnya pola makan di bulan puasa malah akan memantik sejumlah gangguan kesehatan seperti sembelit, diare, maag dan sejumlah masalah lain yang bersumber dari lambung. Belum lagi ditambah dengan semakin lesunya tubuh kita sehingga di siang hari bawaannya selalu mengantuk.

Lalu, bagaimana sebaiknya pola makan yang benar itu di bulan puasa? Dikutip dari dari sahabatnestle.co.id dan dari berbagai sumber lainnya hal yang mesti diperhatikan adalah menjaga agar menu makanan tetap seimbang dengan asupan gizi yang dibutuhkan tubuh. Dengan mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi, tubuh tidak akan mengalami kekurangan gizi. Sumber karbohidrat bisa diperoleh dari nasi, mie atau roti. Sumber protein hewani sedapatnya dipilih dari daging yang tidak terlalu banyak mengandung lemak, seperti daging ayam bagian dada tanpa kulit, beragam jenis ikan, dan telur. Sementara protein nabati juga sangat baik karena sumber protein nabati biasanya mengandung sedikit lemak dan lemaknya berupa jenis lemak yang baik, seperti tempe, tahu, susu kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Asupan vitamin, mineral dan serat bisa diperoleh dari aneka jenis sayuran dan buah-buahan.

Khusus pada saat berbuka puasa dan untuk menghindari agar lambung tidak terkejut usahakan berbuka dengan air mineral. Walau bagaimanapun, air mineral tetaplah merupakan sumber untuk mencegah dehidrasi yang paling utama. Setelah itu, jika akan dilanjutkan dengan makan usahakan tidak terlalu banyak. Cukup 1 porsi piring biasa dengan menu-menu bergizi. 

Balas Dendam Saat Berbuka Puasa, Picu Bertambahnya Berat Badan


Lalu bagaimana dengan menu berbuka lain seperti kolak, cendol, jus atau yang lainnya? Kita tidak bilang bahwa menu-menu itu tidak baik, namun yang mesti diperhatikan adalah tetap terkontrol dan punya jeda yang cukup setelah makan nasi. Atau sebaliknya, jika setelah minum air putih didahului dengan menu berbuka selain nasi sedapatnya juga ada jeda sebelum Anda melanjutkannya dengan menyantap nasi.


Hal ini penting agar lambung tetap punya space yang cukup dan sistem pencernaan Anda tetap bekerja normal. Kalau bisa, memang dihindari dengan yang namanya mengonsumsi es ketika berbuka.     

Selanjutnya, selain pola makan juga mesti diperhatikan pola aktivitas ketika di siang hari. Meski bentuk kerja berat yang akan menguras energi penting dihindari tetapi juga penting agar tidak terlalu banyak tidur baik pada pagi setelah sahur maupun di siang hari. Meski begitu tidur di siang hari sangat dianjurkan, walaupun tetap harus dijaga agar jangan sampai terlalu lama. 

Semoga saja tips diatas dapat membantu Anda. Selamat mencoba.