Senin, 04 September 2017

Kisah Aneh Tentang Persetubuhan Manusia Purba

Kisah Aneh Tentang Persetubuhan Manusia Purba - Teman apasih.com sejak dulu sudah tertanam suatu kebutuhan biologis yang melekat pada diri manusia, yakni kebutuhan lewat berhubungan intim. Hal ini tidak hanya sebagai pemuas nafsu belaka, melainkan juga untuk melanjutkan keturunan atau populasi. Pernahkah teman berpikiran tentang hubungan percintaan manusia moderen dengan percintaan manusia purba. Jika pada zaman sekarang mungkin hal tersebut dilakukan dengan wajar karena sudah didukung ilmu pengetahuan. Namun bagaimana halnya dengan orang-orang yang hidup di zaman dulu? Apakah mereka berpikir persetubuhan hanya untuk pemuas nafsu? Atau sudah mengetahui bahwa persetubuhan juga merupakan cara untuk mempertahankan populasi? Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan berikut kami rangkum beberapa fakta percintaan orang zaman dulu. Berikut informasinya.


Teman apasih.com menurut kepercayaan orang dulu, kesuburan dihormati dalam bentuk sebuah patung yang tergambar vulgar bernama Venus. Venus merupakan gambaran Afrodit dan Etruscan deity Turan. Afrodit merupakan dewi cinta, kecantikan dan seksual. Dipercaya bahwa nafsu untuk memiliki Afrodit bisa memecah belah para dewa. Sedangkan Etruscan deity Turan adalah dewi yang juga melambangkan cinta, kesuburan, dan dianggap sebagai pelindung kota Velch. Turan sering digambarkan sebagai dewi bersayap dan juga dianggap ibu dari para wanita di dunia. Patung vulgar ini disembah sebagai simbol kesuburan Mereka juga tidak mengerti fungsi biologis, sehingga menganggap kehamilan merupakan sesuatu yang ajaib dan harus dihargai.



Teman apasih.com alat pemuas sex ternyata tidak hanya digunakan oleh manusia modern dalam memuaskan hasrat birahinya. Manusia zaman dulu juga menggunakan alat untuk memuaskan diri dalam hal seksual. Hal tersebut terbukti dari penemuan alat pemuas semacam dildo. Benda ukiran yang digunakan untuk bercinta, dipoles begitu halus hingga menyerupai kelamin manusia. Dildo purba ini ditemukan di Hohle Fels Cave, di bagian barat daya Jerman. Menurut penuturan arkeolog bernama Timothy Taylor, alat ini sangat mirip dengan aslinya. Dan dildo purba ini juga memiliki fungsi ganda, selain sebagai pemuas nafsu juga digunakan sebagai hammerstone alias alat bantu yang fungsinya tidak jauh beda dengan palu.



Teman apasih.com prilaku seksual menyimpang seperti bercinta dengan binatang ternyata juga terjadi pada manusia purba. Hal tersebut terungkap dari studi pada gambar salah satu gua purba di Perancis. Gambar tersebut mengisahkan tentang singa betina sedang menjilati alat vital manusia raksasa atau Vulva. Selain itu ada lukisan gua lain yang mengisahkan hal yang sama, lukisan yang ditemukan di Italia menggambarkan seorang pria yang berhubungan badan dengan keledai betina. Beberapa gambar tersebut bahkan memiliki bagian integral dalam sejarah keluarga.




Teman apasih.com istilah keluarga berencana juga ternyata sudah dikenal sejak zaman purba. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga populasi kehidupan kelompoknya. Svend Hansen, seorang sejarawan menjelaskan bahwa dalam kehidupan masyarakat, tingkat kelahiran yang tinggi tentu tidak diinginkan. Hal itu karena kehidupan mereka bukanlah untuk nongkrong di gua, makan buah dan bercinta bergiliran saja. Mereka juga melakukan perjalanan melalui pedesaan. Pada umumnya, kelompok mereka terdiri dari 15 sampai 30 orang. Jika ada bayi, maka perjalanan mereka juga lebih berat, dan ada satu mulut lagi yang harus diberi makan. Oleh karena itu, orang zaman dulu kerap berlaku brutal dengan membunuh bayi agar tingkat populasi tetap stabil.



Teman apasih.com pada tahun 2013 dikemukanan sebuah fakta yang cukup menarik terkait manusia purba. Diungkapkan bahwa manusia zaman prasejarah telah melakukan perkawinan sedarah. Hal tersebut dibuktikan dengan dengan menggunakan CT scan, mereka melihat beberapa tengkorak orang zaman kuno. Dari tengkorak-tengkorak tersebut ditemukan mutasi genetik yang tidak biasa yang disebabkan karena perkawinan sedarah. Mutasi tersebut membuat lubang pada mahkota tengkorak, bisa dikatakan mereka cacat.